ELPIYANTI WINASIMATUPANG LUSIA LENNY2024-07-032024-07-032021-05-20https://repositori.murniteguhuniversity.ac.id/handle/123456789/120Tindakan pembedahan merupakan ancaman potensial maupun actual pada integritas seseorang yang dapat mengakibatkan reaksi stres fisiologis maupun psikologis. Kecemasan pada pasien preoperasi laparatomi ditandai dengan meningkatnya frekuensi nafas, detak jantung, tekanan darah, dan secara umum mengurangi tingkat energi pada klien, sehingga dapat merugikan individu. Salah satu pasien yang mengalami kecemasan pada pre operasi di RSU Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang mencapai 75%-85% Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi guided imagery terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi laparatomi. Metode: Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen) menggunakan desain one group pretest and posttest design. Penelitian dilakukan di Murni Teguh Memorial Hospital. Jumlah populasi sebanyak 31 orang dan seluruhnya dijadikan sampel (total sampling). Data yang digunakan data primer dan data sekunder. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji dua sampel berpasangan (paired sample t-test) dengan tingkat kepercayaan 95% (=0,05). Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecemasan pasien preoperasi laparatomi dalam kategori cemas berat (58,1%), dan setelah diberi perlakuan teknik relaksasi guided imagery mayoritas mengalami cemas ringan (74,2%). Teknik relaksasi guided imagery berpengaruh terhadap kecemasan pasien preoperasi laparatomi di Rumah Sakit Murni Teguh Medan tahun 2021, p-value = 0,000 < 0,05 dan t-hitung = 11,998> t-tabel (2,042). Kesimpulan: Teknik relaksasi guided imagery efektif untuk menurunkan kecemasan pasien preopreasi laparatomi. Pimpinan Rumah Sakit Murni Teguh Medan disarankan membuat kebijakan dan SOP tentang teknik relaksasi guided imagery agar dapat dipraktikkan perawat saat memberikan terapi nonfarmakalogis pada pasien yang cemas sebelum operasi.otherTeknik Relaksasi Guided ImageryKecemasanPreoperasiLaparatomiThesis